Meraih Kesuksesan Sejati

Sukses adalah satu kata yang menjadi tujuan semua orang. Tiada satupun manusia di dunia ini yang tidak menginginkan kesusksesan dalam hidupnya. Namun demikian, amat diayangkan manakala pada abad modern ini, tidak jarang manusia yang memandang kesuksesan begitu sempit, bahkan terkadang memaknai kata suksesdengan sangat dangkal. Akibat dari pendefinisian yang sangat dangkal inilah, banyak cara yang dilakukan manusia untuk menuju kesuksesan tersebut dengan tidak memperhitungkan etika sehingga menimbulkan berbagai permasalahan sebagaimana yang tampak pada apa yang dialami bangsa tercinta. Seluruh lapisan masyarakat dan kelas atas sampai rakyat jelata mencari jalan keluar dan kemelut yang berkepanjangan; Semuanya sibuk mempermasalahkan berbagai bidang kehidupan bangsa. Diantara penyebab utama terjadinya kondisi seperti ini adalah krisis akhlakyang telah merasuk dan menjiwai hampir semua masyarakat. Siapapun orangnya, jika telah memiliki krisis akhlak, maka dirinya tidak akan membawa manfaat bagi orang lain.


Dengan jelas, Nabi tercinta, Muhammad saw bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” Demikian Nabi Muhammad menyeru seluruh umat dengan membawa akidah yang benar, tetapi pada hadits tersebut dikatakan bahwa Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak, seakan-akan tidak ada tugas lain dari Allah selain menyempurnakan akhlak. Yang artinya, Rasulullah saw mengemban tugas untuk memperbaiki akhlak umat manusia. Antara akhlak dan akidah memiliki hubungan yang sangat erat. Akidah dalam ajaran Islam merupakan dasar dari segala tingkah dan prilaku manusia agar tidak terjerumus dalam lembah kesesatan dan prilaku hewani.
Orang yang memiliki akidah yang baik, ia akan mampu mengimplementasikan tauhid itu dalam akhlak yang mulia. Seseorang yang telah menempati kedudukan mulia, tidak hanya pahala yang dijanjikan Allah yang akan ia raih, namun efek samping dalam kehidupan di dunia pun akan dirasakan karena kita, secara fitrah manusia senang dan suka diperlakukan dengan baik, sehingga dengan akhlak yang baik kehidupan dunia akan terasa yang damai dan tentram jauh, dari sengketa. Dengan demikian, akhlakmerupakan parameter kesusksesan baik di dunia maupun di akhirat.
Akhlak bisa dijadikan sebagai alat ukur kesuksesan seseorang, Sayangnya masyarakat kita sering melihat dan menilai kesuksesan seseorang hanya sebatas dari kekayaan materi, gelar, pangkat, jabatan, kedudukan dan popularitas. Akibatnya, tidak sedikit dari masyarakat yang berusaha dengan segala cara untuk memperoleh hal-hal tersebut agar disebut sebagai orang yang sukses tanpa mengindahkan syari’at agama. Banyak orang yang bangga dan terhormat dengan gelar-gelar pada dirinya walaupun mungkin dengan cara membeli. Dengan sederet gelar yang didapatkannya, meski dengan cara membeli, ia akan semakin percaya diri untuk tampil di muka umum, padahal dengan sema itu, ia hidup dalam kepalsuan, penuh sandiwara dan tidak terhormat. Ada yang merasa bangga ketika mendapat jabatan, padahal pribadinya tidak bisa menjadi suri tauladan; keputusannya tidak memberikan solusi dan tidak mencerminkan kearifan, karena jabatannya digunakan untuk kepentingan pribadi, bukan untuk bangsanya. Ada yang merasa bangga dengan popularitas, karena dengan itu akan banyak di kenal orang dan dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan kemudahan-kemudahan. Kesemuanya itu karena motivasinya hanya popularitas dan kesuksesan yang palsu, bukan untuk menjadikan keteladanan bagi masyarakat dan membangun bangsanya.
Sepertinya kita sepakat bahwa tolak ukur kesuksesan bukanlah topeng dunia sebagaimana yang diuraikan di atas. Islam dengan jelas menyatakan bahwa sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi-Nya adalah orang yang paling bertakwa dan paling berhasil membaca, menggali, dan memompa potensi dirinya, sehingga ia bisa memberikan yang terbaik untuk umat. Orang yang sukses adalah orang yang mampu menyukseskan dirinya dan juga orang lain. Orang lain merasa sukses karena mendapat sesuatu yang bermanfaat dari dirinya.
Kesuksesan tidak hanya diukur dari banyaknya materi semata, karena banyak pula orang berharta yang hidupnya terhina dan tersisihkan di masyarakat. Semua itu tidak terlepas dari cara yang ditempuhnya yang tidak sejalan dengan aturan syariat; dengan cara korupsi, menipu, memanipulasi data, menindas bawahan dan segudang cara yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Memang tidak ada orang yang menolak sukses, tapi tidak sedikit orang yang tidak tahu cara mencapai kesuksesan yang hakiki yaitu kesuksesan yang memberikan nilai positif terhadap orang-orang di sekitarnya.
Kesuksesan hakiki akan dapat diraih jika mengikuti konsep 7B, yaitu:
1.Beribadah dengan benar 
2.Bertakwa dengan baik 
3.Belajar tiada henti
4.Bekerja keras dan ikhlas
5.Bersahaja dalam hidup
6.Bantu sesama
7.Bersihkan hati selalu
 Sekiranya 7 tahapan di atas dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat kita, baik yang menjadi pemimpin maupun rakyat jelata, insya Allah kesuksesan akan dapat diraih dan bangsa ini bisa terlepas dari krisis yang sedang melanda dan akan menjadi bangsa yang terhormat, bermartabat dan tidak dipandang sebelah mata.

0 komentar:

Posting Komentar